Nama Confucius mungkin jarang terdengar
di negara kita. Akan tetapi bagi warga negara keturunan China atau
Tionghoa, pastinya sangat mengenal siapa gerangan beliau. Tokoh yang
dikisahkan film ini memang seorang tokoh sejarah asal China. Hingga
kini, riwayat hidupnya masih menjadi salah satu bahasan utama dalam
sejarah China yang panjang.
Ia dilahirkan dalam masa China belum
lagi bersatu di bawah satu dinasti kerajaan utama. Sehingga, kerap
terjadi pertentangan antar negara kecil yang kini luasnya hanya sebesar
kabupaten. Banyak sekali warlord atau penguasa wilayah memiliki milisi
yang cukup untuk menimbulkan gangguan keamanan.
Oleh karena kecakapannya dalam ilmu
pengetahuan termasuk dalam strategi militer, Kong Qiu -nama asli
Confucius dalam pelafalan Mandarin- diminta oleh penguasa negeri Lu
untuk membantunya. Ia kemudian diberikan jabatan menteri. Selama masa
menjadi menteri, Confucius banyak membuat gebrakan. Salah satu yang
paling memukau bagi saya adalah saat ia berhasil menggertak penguasa
negeri Qu yang hendak mengakuisisi negerinya. Saat itu, ia menggunakan
100 gerobak sapi yang dikesankannya adalah kereta perang untuk menakuti
500 kereta perang musuh.
Sayangnya, gebrakannya tidak disukai 3
keluarga yang berpengaruh di negara itu. Maka, sang Perdana Menteri
yang juga kepala salah satu keluarga pun mempengaruhi raja yang
berakibat sang raja memecatnya. Kong Qiu pun kemudian mengasingkan diri
sendirian. Yang mengharukan, para muridnya kemudian menyusul sang guru
dan ikut dalam perjalanan mengasingkan diri. Bertahun-tahun kelompok
kecil itu mengembara. Sempat diterima di negeri Wei sebagai penasehat
kerajaan, namun Kong Qiu memilih pergi secepatnya setelah coba dirayu
oleh sang permaisuri yang sebenarnya mengendalikan kerajaan. Setelah
Kong Qiu dan murid-muridnya pergi, negeri Wei dilanda kerusuhan pasca
permaisuri dibunuh.
Sebagian besar film menceritakan
perjalanan pengembaraan rombongan Kong Qiu, lengkap dengan gambaran
bagaimana mereka kelaparan dan mengalami kesulitan karena diusir dari
berbagai negeri. Walau akhirnya berakhir bahagia, karena Kong Qiu
diminta pulang kembali ke negerinya setelah sang perdana menteri
menyadari kesalahannya, namun penderitaan sang guru begitu besar.
Termasuk penggambaran kesedihannya saat harus kehilangan murid utamanya
yang berupaya menyelamatkan naskah-naskah ajaran sang guru saat kereta
pembawanya tenggelam ke dalam danau es yang pecah esnya.
Bagi yang menyukai perenungan dan
mengambil hikmah dari suatu film, film ini tak boleh dilewatkan.
Apalagi bagi yang menyukai mempelajari agama atau kebudayaan lain.
Confucius ini -sekedar informasi- adalah murid langsung Dao Yang Agung,
sang mahaguru pendiri Daoisme. Ia sendiri kemudian kerap dipuja pula
sebagai demi-god atau setengah dewa oleh pengikut ajaran Confusianisme.
Ini adalah ajaran filsafat yang diimani laiknya agama oleh pengikutnya.
Akan tetapi, bagi yang lebih menyukai
film action atau beralur cepat, film ini agak membosankan karena
banyaknya dialog penuh hikmah di dalamnya. Walau sebenarnya, akting
Chow Yun Fat yang natural dan filmografi termasuk special effect yang
ciamik akan mengurangi kebosanan itu. Apalagi pada saat adegan perang,
penggambarannya cukup memukau dengan teknologi CGI sehingga menampilkan
armada perang secara kolosal.
Trailer Movie
*Karena subtitle bhs english maka anda bisa menggunakan terjemahan pada google untuk mengubahnya menjadi bhs indonesia*
Link Download by Enterupload